Jumat, 24 Agustus 2012

Belajar Mendidik Anak dari orang China (Tionghoa)


Sedikitnya, ada dua pelajaran yang mesti diambil apabila seseorang ingin berhasil. Pertama, belajar dari kesalahan dan keberhasilan diri sendiri. Dan kedua, belajar dari keberhasilan (dan kegagalan) orang lain (QS Ali Imran 3:137). Dalam sebuah hadits, Nabi menganjurkan supaya mencari ilmu “sampai ke negeri China.” Untungnya, orang Indonesia tidak perlu jauh-jauh sampai ke China untuk belajar ilmu mereka.

Karena, banyak orang China atau Tionghoa berada di Indonesia. Dalam konteks pendidikan, patut kiranya kita belajar bagaimana cara mereka mendidik anak. Karena sukses atau gagalnya seseorang, akan sangat tergantung bagaimana didikan masa kecil orang tersebut.
Berikut kisah seorang keluarga Tionghoa di Medan dikutip dari harian Kompas Februari 2008:
“Seperti halnya tradisi dalam keluarga Tionghoa, Sofyan Tan tokoh masyarakat Tionghoa di Medan mendidik anak-anaknya, khususnya anak pertamanya, dengan keras. Anak-anaknya diharuskan membuat target juara dan bila target itu tercapai mereka diberi hadiah.
Sofyan tidak memberikan uang jajan kepada anak-anaknya secara cuma-cuma. Uang jajan hanya diberikan sebagai kompensasi nilai ujian yang bagus. Untuk tiap nilai yang bagus memperoleh Rp 5.000. Khusus untuk nilai matematika dan sains yang bagus memperoleh Rp 20.000.
Dari Senin sampai Jumat, anak-anaknya tidak bermain di luar. Sama seperti kebanyakan anak-anak dari keluarga keturunan Tionghoa lainnya, keempat anak Sofyan mengikuti berbagai macam les: dari kesenian, bahasa asing, sampai matematika.
Putri pertamanya, Tracy (18), baru-baru ini berangkat ke Inggris untuk mengambil persiapan masuk ke universitas. Rencananya ia akan mengambil Bidang Studi Matematika di Universitas Cambridge. Putri keduanya, Cindy, yang mempunyai bakat melukis ingin mendalami desain grafis. Felix (14), anaknya ketiga, ingin meneruskan jejak ayahnya menjadi dokter.
Di tengah kesibukannya, Sofyan sebisa mungkin mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah. Dalam perjalanan itu Sofyan punya kesempatan berbincang-bincang santai dengan keempat anaknya. Secara intensif Sofyan berkomunikasi dengan anak-anaknya…”
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah di atas adalah, pertama, keluarga Sofyan Tan adalah termasuk keluarga kaya. Akan tetapi, kekayaan itu tidak dipakai untuk memanjakan anak dengan,misalnya, membelikan apapun yang diminta anak. Seperti umumnya kebiasaan orang kaya non-China.
Kedua, kepribadian dan karakter utama seorang pemenang seperti percaya diri, disiplin, ulet dan pekerja keras harus ditanamkan sejak dini dalam lingkungan keluarga. Bukan di sekolah, atau setidaknya sekolah hanya sebagai pelengkap. Dan itu tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan pelatihan dan gemblengan terus menerus yang terkadang dirasa kurang enak bagi anak dalam jangka pendek.
Ketiga, memberi tambahan soft-skills pada anak dengan mengikutkan les yang sesuai dengan bakat anak akan sangat menambah daya kompetitif dan percaya diri anak sekarang dan di masa depan. Selain itu, banyaknya kesibukan akan mengurangi potensi anak melakukan perbuatan yang tidak berguna.
Keempat, teladan orang tua. Keteladanan orang tua adalah kunci sukses apapun nilai yang ingin ditanamkan pada anak. Walk the talk. Lakukan apa yang dikatakan.
Kelima, sebagai seorang muslim, keimanan dan keislaman tentunya harus menjadi salah satu “kurikulum” wajib pendidikan dalam keluarga.[]
 
Belajar Mendidik Anak dari orang China (Tionghoa).
Oleh A. Fatih Syuhud
Ditulis untuk Buletin Santri
PP Al Khoirot Karangsuko, Malang

Rabu, 08 Agustus 2012

Jakarta - Perum Bulog masih menunggu penunjukan pemerintah terkait kewenangan Bulog mengelola bahan pangan selain beras. Ini bagian dari revatilisasi Perum Bulog, rencananya 30 Agustus 2012 keputusan tersebut sudah diketok.

"Kita masih tunggu keputusan pemerintah pada 30 Agustus ini, terkait revatilisasi Bulog, dimana sudah terbentuk tim untuk membahas masalah tersebut," kata Direktur Pelayanan Publik Bulog, Agusdin Faried, ditemui usai Rapat Kabinet di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (6/8/2012).

Dikatakan Agusdin, dalam tim yang dibentuk Menteri Koordinator tersebut akan memutuskan skema penunjukan Bulog untuk menjaga stabilisasi harga komoditas diantaranya 4 pangan pokok yaitu Beras, Jagung, Kedelai dan Gula.

"Ada 4 komoditas dalam SK Tim tersebut, tetapi belakangan ada usulan Bulog juga jaga harga daging sapi, kita siap tapi kita tunggu penunjukan pemerintah dulu," ujarnya.

Termasuk kata Agusdin, persiapan gudang-gudang Bulog diseluruh Indonesia jika Bulog harus menjaga stabilisasi harga 4 komoditas tersebut.

"Kapasitas gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia masimal 4 juta ton. Dari jumlah tersebut 2,3 juta ton diisi Beras. Artinya masih ada sisa sekitar 1 juta ton untuk bisa diisi 3 komoditas lainnya, itu yang saat ini juga kita persiapkan," ungkap Agusdin.

Namun, walaupun kebutuhannya tinggi, tidak semua 3 komoditas (Jagung, Kedelai, dan Gula) disimpan seluruhnya di Gudang Bulog. "Seperti pengalaman kita dulu, seperti Gula, stok disimpan di gudang-gudang milik pabrik gula," tandasnya

Kondisi Bahan Pokok bulan Agustus

Jakarta - Perum Bulog masih menunggu penunjukan pemerintah terkait kewenangan Bulog mengelola bahan pangan selain beras. Ini bagian dari revatilisasi Perum Bulog, rencananya 30 Agustus 2012 keputusan tersebut sudah diketok.

"Kita masih tunggu keputusan pemerintah pada 30 Agustus ini, terkait revatilisasi Bulog, dimana sudah terbentuk tim untuk membahas masalah tersebut," kata Direktur Pelayanan Publik Bulog, Agusdin Faried, ditemui usai Rapat Kabinet di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (6/8/2012).

Dikatakan Agusdin, dalam tim yang dibentuk Menteri Koordinator tersebut akan memutuskan skema penunjukan Bulog untuk menjaga stabilisasi harga komoditas diantaranya 4 pangan pokok yaitu Beras, Jagung, Kedelai dan Gula.

"Ada 4 komoditas dalam SK Tim tersebut, tetapi belakangan ada usulan Bulog juga jaga harga daging sapi, kita siap tapi kita tunggu penunjukan pemerintah dulu," ujarnya.

Termasuk kata Agusdin, persiapan gudang-gudang Bulog diseluruh Indonesia jika Bulog harus menjaga stabilisasi harga 4 komoditas tersebut.

"Kapasitas gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia masimal 4 juta ton. Dari jumlah tersebut 2,3 juta ton diisi Beras. Artinya masih ada sisa sekitar 1 juta ton untuk bisa diisi 3 komoditas lainnya, itu yang saat ini juga kita persiapkan," ungkap Agusdin.

Namun, walaupun kebutuhannya tinggi, tidak semua 3 komoditas (Jagung, Kedelai, dan Gula) disimpan seluruhnya di Gudang Bulog. "Seperti pengalaman kita dulu, seperti Gula, stok disimpan di gudang-gudang milik pabrik gula," tandasnya

Selasa, 07 Agustus 2012

Honda BeAT Rajai Pasar Motor Skutik

Tak mau kalah dari kom­pe­ti­tornya, produsen motor asal Jepang, PT Astra Honda Motor (AHM) mengklaim penjualan motor skutiknya pada Mei 2012 naik menjadi 69,8 persen.
Se­men­tara berdasarkan data Aso­siasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sku­tik Honda di pasar domestik pada Mei 2012, tercatat 260.085 unit atau naik 2,7 persen di­bandingkan April se­banyak 253.249 unit.
“Angka kenaikan ini men­dekati 70 persen, dan ini ada­lah pangsa pasar skutik Honda yang tertinggi sepanjang seja­rah,” ungkap Deputi General Ma­nager (GM) Sales Division PT­ AHM Tho­mas Wijaya dalam kete­rangan persnya ke­pada Rak­yat Merdeka, Selasa (26/6).
Angka pertumbuhan ter­s­e­but, tumbuh jika dibandingkan pe­riode sebelumnya, yaitu se­besar 36,3 persen atau terjual 190.883 unit. Menurut Tho­mas, hal ter­sebut disebabkan se­jumlah ke­unggulan yang di­tawarkan, se­perti hemat bahan bakar, ber­te­naga, stylish, ra­mah ling­kung­an, Standar Sam­p­ing Otomatis (Side Stand Switch), Brake Lock, dan sis­tem pengereman Combi Brake.
Kontribusi terbesar penjual­an skutik AHM masih di­ung­gulkan oleh Honda BeAT yang terjual sebanyak 128.747 unit atau naik 6,­9 persen dibanding bulan se­be­lumnya yang hanya 120.411 unit.
Sedangkan, Honda Vario Se­ries memberikan sumbangan 96.953 unit atau naik enam per­sen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 91.453 unit. Sementara untuk model skutik retro modern, Hon­da Scoopy juga terjual sebanyak 15.676 unit.
“Vario semakin diminati seg­men skutik high end karena de­sainnya yang modern dan sty­lish, ditambah dengan mesin ter­­baru 125 cc berteknologi Enhanced Smart Power (ESP) engine serta fuel injection pa­ling irit dan ramah lingk­ung­an,” kata Tho­mas. [Harian Rakyat Merdeka]